Thursday 5 October 2023

Menyapa dan Bercerita Sedikit pada Selinitra

Hai, sudah lama tempat ini tak disinggahi.

Kalau kata orang-orang, "sudah berdebu, banyak sarang laba-labanya"


Berbagai tulisan sebelumnya sepertinya hanya untuk formalitas perkuliahan ku dengan sedikit menyelipkan ketertarikan ku pada sastra. Ya seperti nama blog ini, Selipan Seni Sastra.


Selinitra, bagus ya namanya.

haha maaf terlalu percaya diri.


Sejujurnya didetik aku menulis ini aku sedang bingung harus apa. Makanya aku singgah kesini dan melihat tulisan ku sebelumnya. Lalu tertarik juga untuk mengetikkan sesuatu di halaman ini.

Tidak yakin sih ada yang akan singgah dan membaca tulisan ku, lagipula aku tak lagi menulis dengan tuntutan untuk memenuhi tugas kuliah seperti tulisan-tulisan ku kemarin.

Seharusnya ini masa dimana aku memiliki tuntutan untuk mulai merancang skripsi ku, tapi nyata nya menulis skripsi tak semenarik menulis disini. Tak semudah mengetikan kata demi kata disini.


Aku juga belum memastikan sih halaman ini akan aku publish atau tidak. Kalau kalian bisa membacanya berarti aku sudah memastikan hehe.


Rasanya jemari ini ingin menceritakan banyak hal tapi hati dan pikiran penulisnya belum ingin. Maafkan aku.


Oh iya karena aku bingung harus membahas hal apa, aku ceritakan sedikit tentang bahagianya mengenal seorang driver ojek online yang baik hati dan mampu membuat hari ku terasa penuh.

~~

Diawal bulan September, aku memesan ojek online untuk pulang ke rumah.

Soleh, driver yang mengambil ku sebagai pelanggannya.

"Saya meluncur", pesannya di ruang chat aplikasi ojek online mampu membuatku tertawa dalam hati dan berpikir bagaimana bisa dia meluncur padahal dia naik motor ahahahah


Ketika ia berhasil menemukan posisi ku, ia langsung menghentikan ku.

"Belom diturunin neng", ternyata dia ingin menurunkan pijakan yang nantinya akan kupijak. Kesan pertama yang cukup baik.


Kesan yang cukup baik itu kemudian berubah menjadi sangat baik setelah beberapa waktu selanjutnya kami mengobrol. Kami menemui para pelajar yang akan tawuran. Ini pertama kalinya bagiku menjumpai orang tawuran dengan jarak sedekat itu dan mereka membawa benda berbentuk sabit, clurit namanya. Jujur jantungku berdegup, takut jadi korban.


Tapi nyatanya cerita menegangkan itu cepat berubah menjadi cerita menyenangkan ketika Bang Soleh mulai menceritakan pengalamannya menjumpai pelajar tawuran saat ia sedang melahap onde-onde di warung pinggir jalan.

Dia begitu antusias menceritakan bahkan nuansanya jadi begitu menyenangkan.


Awal Oktober.

Setelah kutemui berbagai driver ojek online yang berbeda-beda, akhirnya kutemui Bang Soleh lagi.

Masih sama, "Saya meluncur" dan "Belom diturunin neng".

Kali ini tak banyak obrolan di antara kami tapi ntah aku tetap begitu senang ketika mengetahui dia yang menjadi driver ku. Hawanya masih begitu menyenangkan padahal ini baru kali kedua dan kali pertama sudah hampir lewat sebulan.


Dia masih mengingatku dan kejadian tawuran itu, sama sepertiku yang masih mengingatnya dengan begitu baik.

Akankah ada kesempatan lain lagi?

Tak ada yang tahu pasti.

Jika ada, bahagiaku akan terbit lagi. Bisa kupastikan.


No comments:

Post a Comment

Menyapa dan Bercerita Sedikit pada Selinitra

Hai, sudah lama tempat ini tak disinggahi. Kalau kata orang-orang, "sudah berdebu, banyak sarang laba-labanya" Berbagai tulisan se...