Thursday 5 October 2023

Menyapa dan Bercerita Sedikit pada Selinitra

Hai, sudah lama tempat ini tak disinggahi.

Kalau kata orang-orang, "sudah berdebu, banyak sarang laba-labanya"


Berbagai tulisan sebelumnya sepertinya hanya untuk formalitas perkuliahan ku dengan sedikit menyelipkan ketertarikan ku pada sastra. Ya seperti nama blog ini, Selipan Seni Sastra.


Selinitra, bagus ya namanya.

haha maaf terlalu percaya diri.


Sejujurnya didetik aku menulis ini aku sedang bingung harus apa. Makanya aku singgah kesini dan melihat tulisan ku sebelumnya. Lalu tertarik juga untuk mengetikkan sesuatu di halaman ini.

Tidak yakin sih ada yang akan singgah dan membaca tulisan ku, lagipula aku tak lagi menulis dengan tuntutan untuk memenuhi tugas kuliah seperti tulisan-tulisan ku kemarin.

Seharusnya ini masa dimana aku memiliki tuntutan untuk mulai merancang skripsi ku, tapi nyata nya menulis skripsi tak semenarik menulis disini. Tak semudah mengetikan kata demi kata disini.


Aku juga belum memastikan sih halaman ini akan aku publish atau tidak. Kalau kalian bisa membacanya berarti aku sudah memastikan hehe.


Rasanya jemari ini ingin menceritakan banyak hal tapi hati dan pikiran penulisnya belum ingin. Maafkan aku.


Oh iya karena aku bingung harus membahas hal apa, aku ceritakan sedikit tentang bahagianya mengenal seorang driver ojek online yang baik hati dan mampu membuat hari ku terasa penuh.

~~

Diawal bulan September, aku memesan ojek online untuk pulang ke rumah.

Soleh, driver yang mengambil ku sebagai pelanggannya.

"Saya meluncur", pesannya di ruang chat aplikasi ojek online mampu membuatku tertawa dalam hati dan berpikir bagaimana bisa dia meluncur padahal dia naik motor ahahahah


Ketika ia berhasil menemukan posisi ku, ia langsung menghentikan ku.

"Belom diturunin neng", ternyata dia ingin menurunkan pijakan yang nantinya akan kupijak. Kesan pertama yang cukup baik.


Kesan yang cukup baik itu kemudian berubah menjadi sangat baik setelah beberapa waktu selanjutnya kami mengobrol. Kami menemui para pelajar yang akan tawuran. Ini pertama kalinya bagiku menjumpai orang tawuran dengan jarak sedekat itu dan mereka membawa benda berbentuk sabit, clurit namanya. Jujur jantungku berdegup, takut jadi korban.


Tapi nyatanya cerita menegangkan itu cepat berubah menjadi cerita menyenangkan ketika Bang Soleh mulai menceritakan pengalamannya menjumpai pelajar tawuran saat ia sedang melahap onde-onde di warung pinggir jalan.

Dia begitu antusias menceritakan bahkan nuansanya jadi begitu menyenangkan.


Awal Oktober.

Setelah kutemui berbagai driver ojek online yang berbeda-beda, akhirnya kutemui Bang Soleh lagi.

Masih sama, "Saya meluncur" dan "Belom diturunin neng".

Kali ini tak banyak obrolan di antara kami tapi ntah aku tetap begitu senang ketika mengetahui dia yang menjadi driver ku. Hawanya masih begitu menyenangkan padahal ini baru kali kedua dan kali pertama sudah hampir lewat sebulan.


Dia masih mengingatku dan kejadian tawuran itu, sama sepertiku yang masih mengingatnya dengan begitu baik.

Akankah ada kesempatan lain lagi?

Tak ada yang tahu pasti.

Jika ada, bahagiaku akan terbit lagi. Bisa kupastikan.


Sunday 30 May 2021

iKON, Get Ready? Showtime!

         Hai, Sobat Dunia Kampus! Di blog kali ini saya akan membahas iKON, boygroup asal Korea Selatan yang merupakan idola saya sejak pertengahan tahun 2018 hingga saat ini.

Gambar 1.
(sumber: www.ulzza.com)

            Awalnya iKON adalah boygroup beranggotakan 7 orang yang terbentuk melalui acara survival yang berjudul Mix & Match. Sebelum mengikuti survival  ini 6 orang diantaranya sudah mengikuti survival lain yang berjudul WIN : Who is Next?. Kedua acara survival tersebut diadakan oleh agensi yang menaungi mereka yaitu YG Entertainment. 6 Orang yang mengikuti WIN adalah B.I (Kim Hanbin), Kim Jinhwan, Bobby (Kim Jiwon), Song Yunhyeong, Goo Junhoe, dan Kim Donghyuk. Saat itu nama mereka adalah Tim B dimana mereka melawan Tim A yang sekarang menjadi boygroup bernama Winner. Tim A terlebih dahulu debut karena berhasil memenangkan survival tersebut sedangkan Tim B harus menunggu keputusan dari Yang Hyunsuk, CEO YG Entertainment apakah mereka akan dirombak menjadi formasi yang baru atau dibubarkan. 

            Antusiasme penggemar yang tinggi terhadap Tim B membuat Yang Hyunsuk akhirnya berencana merombak formasi baru dengan mengadakan survival Mix & Match dimana masing-masing anggota Tim B ditambah 3 trainee baru saling memperebutkan 7 posisi member iKON nantinya. 3 Orang trainee tersebut adalah Yang Hongseok, Jung Jinhyeong, dan Jung Chanwoo. Pada survival ini yang berhasil menjadi member iKON adalah keenam orang yang sebelumnya tergabung dalam Tim B dan juga Jung Chanwoo. Kemudian iKON debut pada 15 September 2015.

Gambar 2.
(sumber: www.inrage.com)

               B.I adalah member iKON yang lahir pada 22 Oktober 1996. Sejak Tim B hingga menjadi iKON, B.I (Kim Hanbin) adalah leader yang terpilih secara alami karena dia merupakan trainee terlama diantara mereka dan jiwa kepemimpinannya yang mampu mengarahkan member lainnya. B.I menempati posisi sebagai rapper di iKON. Tak hanya sebagai leader dan rapper, B.I juga seorang dancer, producer, composer, dan juga penulis lagu. Banyaknya talenta B.I membuatnya bisa menempati posisi apapun. Ia dikenal sebagai orang yang berbeda saat di dalam ruang latihan maupun ruang rekaman. Disaat berada di kedua ruangan tersebut, B.I menjadi orang yang tegas dan serius bahkan bisa saja memarahi siapa pun yang terus melakukan kesalahan dalam latihan dan rekaman termasuk kepada Jinhwan, Bobby, dan Yunhyeong yang notabene nya lebih tua darinya. Tetapi semua member mengakui dengan perlakuan B.I tersebut, keahlian menari dan bernyanyi mereka menjadi semakin berkembang. Namun, B.I hanya bertahan di iKON hingga 11 Juni 2019 dan pada 12 Juni 2019 dia dinyatakan hengkang dari iKON dan YG Entertainment karena tuduhan pemakaian narkoba. Saat ini, B.I tengah mempersiapkan perilisan album baru yang berjudul Waterfall pada 1 Juni 2021 setelah beberapa bulan lalu dinyatakan tak bersalah dan tak mengonsumsi narkoba.

Gambar 3.
(sumber: www.kpop.fandom.com)

          Kim Jinhwan adalah member tertua di iKON yang lahir pada 7 Februari 1994. Ia dikenal oleh para penggemar sebagai fake maknae atau anggota yang terlihat seperti anggota yang paling muda padahal dia yang paling tua. Postur tubuh dan tingkah lakunya membuat Jinhwan terlihat menggemaskan. Namun, ada situasi dimana ia menunjukkan sisi dewasanya yaitu ketika mengarahkan dan memperhatikan segala detail penampilan iKON, apalagi ketika iKON kehilangan B.I sebagai seorang leader ia mampu mengisi kekosongan tersebut. Walaupun Jinhwan merupakan member tertua, ia seringkali digoda oleh member lainnya dan ekspresi kemarahannya saat digoda membuat member lain tertawa puas bukannya takut. Kim Jinhwan merupakan member yang paling takut ketika menonton film horor bahkan di salah satu acara iKON TV ia diberi hukuman menonton film horor tanpa ekspresi, ia hanya mampu bertahan menonton dalam beberapa detik saja dan langsung berteriak ketakutan. Ia menempati posisi vokal di iKON tetapi juga termasuk yang mahir di bidang dance. Hal yang paling saya ingat dari tariannya adalah di setiap penampilannya ada bagian dimana ia bernyanyi sambil berputar padahal berbeda-beda lagunya.

Gambar 4.
(sumber: www.kompas.com)

          Member iKON selanjutnya adalah Bobby (Kim Jiwon) yang merupakan member kelahiran 21 Desember 1995. Ia menempati posisi rapper bersama B.I. Bobby terlebih dahulu dikenal masyarakat luas terutama di bidang hiphop karena berhasil meraih juara 1 Show Me the Money season 3 saat masih menjadi trainee. Acara tersebut merupakan acara bergengsi dikalangan para rapper di Korea Selatan. Selain rapper, Bobby juga merupakan composer dan penulis lagu seperti B.I. Bobby dikenal sebagai member yang penuh kebebasan karena seperti saat tampil ia dapat menari dengan gerakan yang ia ciptakan secara spontan, memakai celana yang kedodoran, dll. Terkadang Bobby kesulitan membaca tulisan Korea karena ia sudah lama tinggal di Amerika bersama keluarganya. Bobby memiliki hobi bermain game di komputer maupun smartphone nya hingga pada tahun 2018 ia mendapat kesempatan menyanyikan soundtrack game League of Legends. Bobby memiliki kepribadian yang santai tetapi terkadang merasa bingung saat berhadapan dengan wanita maupun anak kecil yang baru dikenalnya.

Untuk 4 member iKON lainnya akan saya bahas di blog selanjutnya yaa.


Sumber referensi:

Selipan seni sastra 

Pantun

Karya : SELINITRA Admin (B.Y.F.)

Nila lomba pingpong lawan Noval
        Lombanya mengundang perhatian
        iKON memang rajin survival
        Mereka jadikan ajang asah kemampuan

Makna dari pantun tersebut adalah iKON selalu dihadapkan dengan survival sebelum akhirnya debut tetapi melalui ajang tersebutlah setiap membernya mengasah kemampuan dan membuat penampilan mereka terus berkembang menjadi lebih baik.

Jika ada yang masih bingung dengan pantun maupun artikelnya, diperbolehkan bertanya. Jika ada yang memiliki saran atau kritik untuk pantun maupun artikel ini, diperbolehkan berpendapat. Asalkan tetap sopan dan santun dalam menyampaikannya ya. 

Terimakasih.

Saturday 29 May 2021

Bersakit-sakit Dahulu, Buktikan Hasilnya Kemudian

         Hai, Sobat Dunia Kampus! Di blog kali ini saya akan bercerita mengenai perjalanan saya mencari tempat untuk melanjutkan kuliah hingga diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.

        Cerita dimulai ketika saya mencoba mendaftar untuk masuk PPA BCA. PPA BCA adalah institusi pendidikan khusus bidang Akuntansi milik Bank BCA yang kurang lebih sama seperti perguruan tinggi tetapi hanya hingga setara jenjang D3 yaitu sekitar 3 tahun masa perkuliahan kemudian dapat langsung bekerja di BCA. Untuk dapat diterima di PPA BCA ini harus melalui beberapa tahap seleksi. Tahap seleksi yang pertama adalah tes online yang seperti soal TPS yaitu pengetahuan umum, pola angka, dll. Saya berhasil lolos untuk tahap seleksi yang pertama tersebut kemudian dikirimkan email mengenai kapan dan dimana saya harus menjalankan tes tahap kedua yaitu tes tulis. Saya menjalankan tes tahap kedua di Centennial Tower, Gatot Subroto, Jakarta Selatan pukul 08.00 WIB. 

        Tes tahap kedua saya mendapat sedikit bocoran materi apa saja yang akan diujikan. Semua materi sudah saya baca dan pahami tetapi tantangan muncul ketika ternyata ada begitu banyak soal yang harus diselesaikan dengan waktu yang sudah ditentukan. Awalnya satu lembar soal berjumlah sekitar 30 soal kalau tidak salah ingat, kemudian waktu habis dan digantikan lembar-lembar soal berikutnya dengan beragam jumlah soal yang entah sudah berapa banyak soal yang harus dikerjakan. Banyak dari soal-soal tersebut yang belum sempat saya kerjakan karena kehabisan waktu. 

        Baru tes tahap kedua saja sudah menguji mental para pendaftarnya karena setelah selesai mengerjakan tes kedua dan menunggu pengumuman, saya dan beberapa teman yang baru saya kenal hari itu mulai mengeluh dan ingin pulang saja karena kepala sudah terlalu pusing. Setelah menunggu sekitar 1 jam 30 menit, akhirnya keluar pengumuman untuk melanjutkan ke tes tahap ketiga yang akan dilaksanakan di hari itu juga. Hasil pengumumannya saya tidak lolos di tahap kedua ini. Ada rasa kecewa karena tidak lolos tapi ada rasa lega dan senang karena bisa segera pulang dan beristirahat.

        Perjalanan mencari dan mendaftar perguruan tinggi berlanjut ketika saya termasuk dalam daftar siswa yang dapat mengikuti SNMPTN. Saya dan teman-teman saya diminta untuk mengisi data di website LTMPT hingga tahap verifikasi permanen. Setelah tahap verifikasi permanen dan data dari sekolah sudah di verifikasi juga, masuk lah ke tahap memilih perguruan tinggi mana yang akan dituju. Pada tahap ini diperbolehkan memilih 2 perguruan tinggi yang berbeda dan 2 program studi yang berbeda. Saya pun akhirnya hanya memilih 1 perguruan tinggi yang ada di Serang, Banten dengan jurusan S1 Akuntansi. Saya memilih perguruan tinggi tersebut dengan harapan akan lebih besar peluang. Namun, harapan saya untuk dapat diterima di perguruan tinggi kembali pupus.

        Langkah saya selanjutnya dalam upaya mendapatkan perguruan tinggi adalah mengikuti SBMPTN. Awalnya saya berniat untuk tidak mengikuti SBMPTN dan mencari perguruan tinggi swasta dengan jalur beasiswa, tetapi setelah dipertimbangkan untuk biaya kuliah yang tetap besar walaupun sudah dipotong beasiswa. Untuk mengikuti SBMPTN saya diharuskan membayar Rp 150.000 dan mengisi beberapa data serta pilihan perguruan tinggi. Kali ini saya memilih 2 perguruan tinggi dengan program studi yang masih sama yaitu S1 Akuntansi. Perguruan tinggi yang saya pilih berbeda dengan pilihan ketika SNMPTN dengan pertimbangan lokasi lebih familiar dan terjangkau. Saya memilih PTN di Rawamangun dan di Pondok Labu. 

        Saya belajar untuk UTBK dari platform belajar online yang bisa diakses melalui gadget saja. Untuk mempersiapkan tes ini agak lebih ringan karena tes hanya memuat jenis soal TPS bukan TPA yang harus mempelajari mata pelajaran IPS jika memilih program studi akuntansi sedangkan saya berasal dari jurusan IPA. Tantangan yang muncul untuk melewati tahap kali ini adalah rasa malas dan banyaknya pertanyaan dari orang sekitar, "lanjut kuliah dimana?". Saya merasa malas untuk mengikuti try out UTBK online tetapi dapat saya atasi dengan menonton dan berusaha memahami video pembahasan try out yang sudah berlalu. Namun, pertanyaan dari orang sekitar cukup mengganggu dan membuat saya goyah. Ada rasa tidak percaya diri dan takut pupus lagi harapan saya. Saya menenangkan hati dan pikiran dengan lebih banyak berdoa. Saya pun melaksanakan UTBK di PTN di Pondok Labu dengan percaya diri karena cukup banyak soal yang saya yakin dengan jawabannya.

            Rasa tidak percaya diri kembali muncul ketika beberapa hari sebelum pengumuman SBMPTN. Ada banyak tanggapan dari sanak saudara yang seakan meragukan saya akan bisa melanjutkan berkuliah dengan jalan yang saya pilih ini. Rasa tidak percaya diri yang saya rasakan seakan membenarkan perkataan mereka dan hal ini membuat saya terus menerus merasa gelisah setiap harinya, menuju hari pengumuman.

         Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 2020, sebelum saya membuka website pengumuman saya berdoa bahwa semoga saya lulus SBMPTN walaupun di pilihan PTN yang kedua yaitu di Pondok Labu pun tidak apa-apa. Tuhan pun mengabulkan doa saya yaitu saya dinyatakan lulus SBMPTN tetapi di PTN pilihan pertama yaitu PTN di Rawamangun. Saya amat terkejut bahkan tidak percaya bahwa saya benar-benar bisa melanjutkan kuliah. Saya hanya bisa menangis dan terus memastikan saya tidak salah lihat pengumumannya. Setelah saya yakin, saya pun langsung mengabari orangtua dan kakak saya yang sedang bekerja. Babak baru dalam hidup saya dimulai dengan harapan dapat berjalan dengan lancar dan pada akhirnya bisa membanggakan kedua orangtua saya.


Selipan seni sastra 

Pantun

Karya : SELINITRA Admin (B.Y.F.)


Anak kembar tiga komunikasinya telepati

Orang sekitar jadi penasaran dan tertarik 

Usaha sekuat tenaga, doa sekuat hati

Percayalah pasti dapat yang terbaik


Makna dari pantun tersebut adalah saat mengharapkan sesuatu kita harus terus berusaha dan diiringi dengan doa maka hasil yang akan kita dapatkan nantinya akan jadi hasil yang terbaik walaupun kadang tak sesuai ekspektasi maupun keinginan kita. Cukup terus jalani dan bersyukur dengan apa yang kita dapatkan nantinya.

Jika ada yang masih bingung dengan pantun maupun artikelnya, diperbolehkan bertanya. Jika ada yang memiliki saran atau kritik untuk pantun maupun artikel ini, diperbolehkan berpendapat. Asalkan tetap sopan dan santun dalam menyampaikannya ya. 

Terimakasih.

Wednesday 26 May 2021

Resensi Cerpen Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir

         Hai, Sobat Dunia Kampus! Untuk blog kali ini saya membuat resensi dari salah satu karya sastra berupa cerpen yang pernah saya baca yaitu cerpen Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir karya seorang penyair bernama Sapardi Djoko Damono.

  • Judul    : Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir
  • Penulis : Sapardi Djoko Damono
  • Tahun   : 9 Februari 2014
      Cerita yang berjudul Wawancara itu Menunggu Pengadilan Terakhir adalah salah satu cerpen seorang penyair yang lahir di Ngadijayan, Solo, yaitu Sapardi Djoko Damono. Ia dikenal melalui berbagai puisi yang ia buat dan puisinya tersebut sangat populer, baik dikalangan sastrawan maupun khalayak umum. Selain puisi, ia membuat berbagai cerpen lain seperti Dalam Tugas, Naik Ka-Er-El, dan cerpen ini sendiri yaitu Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir. Sapardi Djoko Damono telah banyak menerima penghargaan atas berbagai karya sastranya, seperti SEA Write Award dan The Achmad Bakrie Award.
      Cerpen ini mengangkat topik mengenai seorang wartawan yang meninggal lalu mewawancara seseorang di alam kematian. Cerpen ini termasuk cerpen fantasi karena menceritakan suatu hal yang tidak mungkin kita ketahui sebelum kita sendiri meninggal dengan adanya tokoh seperti malaikat. Cerpen ini sama dengan cerpen karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Dalam Tugas yang membahas mengenai profesi di bidang jurnalistik.
            Cerpen ini bercerita tentang seorang wartawan yang meninggal karena tertabrak angkot saat sedang naik sepeda motor menuju rumah sakit untuk menjenguk temannya yang sedang koma. Saat sudah berada di alam yang berbeda dengan manusia yang masih hidup, wartawan itu mengantri untuk menuju ke Pengadilan Terakhir. Ia tampak kebingungan saat melihat ada begitu banyak orang mati. Ia pun bertemu dengan seorang malaikat dan ia pun bertanya pada malaikat itu mengenai kakeknya. Malaikat itu ternyata mengetahui siapa wartawan itu dan juga tujuannya. Ia kemudian diantar oleh malaikat itu ke tempat kakeknya berada tetapi ia malah menjadi kikuk. Ia pun mendekati kakeknya berada dan mulai melakukan wawancara dengan kakeknya.

Gambar 1. Sapardi Djoko Damono
(sumber: www.anchor.fm/mu-su-ma/)

             Cerpen ini menggunakan kata-kata yang biasa muncul dalam kehidupan sehari-hari, tetapi isi dari cerita ini membutuhkan daya imajinasi saat membacanya karena jika kita tidak bisa mengimajinasikan maka akan sulit memahami maksud cerita ini. Cerpen ini pun memiliki alur cerita yang menarik untuk dibaca. 
         Cerpen Wartawan itu Menunggu Pengadilan Terakhir sedikit tidak cocok untuk dibaca khalayak luas karena adanya pemikiran dewasa dan penuh imajinasi. Cerpen ini pun membutuhkan waktu untuk dapat benar-benar dipahami sedangkan banyak orang yang tidak suka membaca berulang kali agar memahami suatu cerita.
           Demikian resensi yang saya buat berdasarkan apa yang saya dapatkan setelah membaca cerpen ini. Mohon maaf karena di blog kali ini sama seperti blog sebelumnya yaitu tidak memuat selipan seni sastra karya saya sendiri karena resensi ini sudah berhubungan dengan salah satu karya sastra milik orang lain yaitu penyair bernama Sapardi Djoko Damono. Jika ada yang memiliki saran atau kritik untuk resensi yang saya buat kali ini, diperbolehkan berpendapat. Asalkan tetap sopan dan santun dalam menyampaikannya ya.
            Terimakasih.



      Sumber referensi:

Resensi Novel Ai: Cinta Tak Pernah Lelah Menanti

        Hai, Sobat Dunia Kampus! Untuk blog kali ini saya membuat resensi dari salah satu karya sastra berupa novel yang pernah saya baca yaitu novel Ai: Cinta Tak Pernah Lelah Menanti karya seorang penulis bernama Winna Efendi.


Gambar 1. Cover novel
(sumber: www.goodreads.com)

      Judul               : Ai: Cinta Tak Pernah Lelah Menanti

      Penulis            : Winna Efendi

      Penerbit          : Gagas Media

     Tahun terbit     : 2009

     Tebal buku       : vi + 282 hlm.

        Novel yang berlatar di Jepang ini bercerita tentang dua orang yang bersahabat sejak kecil, mereka adalah Ai dan Sei. Mereka sejak kecil sudah saling mengenal karena rumah mereka yang bersebelahan. Rumah Sei adalah restoran tradisional dan Rumah Ai adalah tempat pemandian umum. Mereka selalu pergi bersama kemanapun bahkan Sei lebih dengan dengan Ai daripada dengan kakaknya sendiri, Risa. Saat mereka sudah SMA, suatu hari ada seorang pemuda dari luar desa itu, ia bernama Shin. Shin adalah pemuda sebaya dengan Ai dan Sei yang bergaya seperti anak muda Tokyo yang merupakan kota asalnya. Ai, Sei, dan Shin pun bertemu dan saling berkenalan saat Shin datang mengunjungi restoran keluarga Sei. Lambat laun, mereka semakin akrab dan Shin mengajarkan Ai serta Sei mengenai hal-hal yang asing di desa itu, seperti internet, website, email, dll. Shin pun bersekolah di SMA yang sama dengan Ai dan Sei, bahkan ketika memutuskan untuk berkuliah dimana mereka memilih universitas yang sama yaitu Universitas Todai di Tokyo. Saat pindah ke Tokyo, mereka menyewa satu kamar apartemen sederhana untuk ditempati bersama. Mereka seperti tidak bisa terpisahkan.

         Ai, Shin dan Sei bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan selama di Tokyo. Ai bekerja sebagai seorang penyiar radio, Shin bekerja di sebuah toko compact disk atau CD, dan Sei bekerja di sebuah restoran. Ketika awal bulan April, ada kegiatan yang rutin dilakukan oleh masyarakat Jepang yaitu Hanami yang merupakan pesta untuk menikmati bunga sakura yang sedang bermekaran. Ai, Sei, dan Shin pun mengadakan piknik di sebuah taman yang ramai dikunjungi oleh para perempuan yang mengenakan kimono warna-warni dan musik tradisional yang terdengar keras dari speaker portable yang ada di beberapa sudut taman itu. Ketika itu Sei mengajak Natsu yang merupakan rekan kerjanya di restoran untuk bergabung bersama mereka. Beberapa waktu terakhir memang hubungan Sei dan Natsu semakin dekat bahkan ketika mereka sedang berbincang berdua, Natsu menyampaikan perasaannya pada Sei bahwa ia menaruh hati pada Sei.


Gambar 2. Winna Efendi
(sumber: www.buku-otobiografi.blogspot.com)

       Beberapa hari setelah Hanami, Shin merencanakan kejutan untuk Ai dan hal ini membuat Sei penasaran dengan apa yang direncanakan Shin. Shin berkata pada Sei untuk datang ke Tokyo Tower malam itu jika ingin mengetahui rencananya. Sei pun datang dan ia terkejut karena melihat dari kejauhan Shin sedang berlutut di hadapan Ai sembari mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan mengatakan sesuatu. Seketika tampak ekspresi terkejut dari wajah Ai lalu ia menangis sambil tersenyum haru. Tak lama kemudian masih di posisi yang sama, Shin memasangkan cincin ke jari manis Ai.
    Setelah peristiwa malam itu, Sei memutuskan untuk pindah karena ia tidak ingin mengganggu Ai dan Shin. Ai awalnya tidak setuju dengan keputusan Sei tetapi setelah Shin berusaha menjelaskan barulah Ai perlahan menyetujuinya. Beberapa hari setelah itu saat Sei berkemas untuk kepindahannya, polisi menelepon dan mengatakan bahwa Shin mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Namun saat Sei dan Ai tiba, Shin sudah tiada.
      Kelebihan dari novel ini adalah desain sampul yang menarik, di dalam novel memuat informasi mengenai beberapa istilah dalam Bahasa Jepang, dan penggunaan kata yang mudah untuk dipahami. Kekurangan dari novel ini hanya memiliki akhir cerita yang kurang tegas sehingga saya sebagai pembaca sulit mengambil kesimpulan bagaimana akhir dari cerita ini.
      Demikian resensi yang saya buat berdasarkan apa yang saya dapatkan setelah membaca novel ini. Mohon maaf karena di blog kali ini tidak memuat selipan seni sastra karya saya sendiri karena resensi ini sudah berhubungan dengan salah satu karya sastra milik orang lain yaitu penulis bernama Winna Efendi. Jika ada yang memiliki saran atau kritik untuk resensi yang saya buat kali ini, diperbolehkan berpendapat. Asalkan tetap sopan dan santun dalam menyampaikannya ya. 

Terimakasih.

Menyapa dan Bercerita Sedikit pada Selinitra

Hai, sudah lama tempat ini tak disinggahi. Kalau kata orang-orang, "sudah berdebu, banyak sarang laba-labanya" Berbagai tulisan se...