Saturday 29 May 2021

Bersakit-sakit Dahulu, Buktikan Hasilnya Kemudian

         Hai, Sobat Dunia Kampus! Di blog kali ini saya akan bercerita mengenai perjalanan saya mencari tempat untuk melanjutkan kuliah hingga diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.

        Cerita dimulai ketika saya mencoba mendaftar untuk masuk PPA BCA. PPA BCA adalah institusi pendidikan khusus bidang Akuntansi milik Bank BCA yang kurang lebih sama seperti perguruan tinggi tetapi hanya hingga setara jenjang D3 yaitu sekitar 3 tahun masa perkuliahan kemudian dapat langsung bekerja di BCA. Untuk dapat diterima di PPA BCA ini harus melalui beberapa tahap seleksi. Tahap seleksi yang pertama adalah tes online yang seperti soal TPS yaitu pengetahuan umum, pola angka, dll. Saya berhasil lolos untuk tahap seleksi yang pertama tersebut kemudian dikirimkan email mengenai kapan dan dimana saya harus menjalankan tes tahap kedua yaitu tes tulis. Saya menjalankan tes tahap kedua di Centennial Tower, Gatot Subroto, Jakarta Selatan pukul 08.00 WIB. 

        Tes tahap kedua saya mendapat sedikit bocoran materi apa saja yang akan diujikan. Semua materi sudah saya baca dan pahami tetapi tantangan muncul ketika ternyata ada begitu banyak soal yang harus diselesaikan dengan waktu yang sudah ditentukan. Awalnya satu lembar soal berjumlah sekitar 30 soal kalau tidak salah ingat, kemudian waktu habis dan digantikan lembar-lembar soal berikutnya dengan beragam jumlah soal yang entah sudah berapa banyak soal yang harus dikerjakan. Banyak dari soal-soal tersebut yang belum sempat saya kerjakan karena kehabisan waktu. 

        Baru tes tahap kedua saja sudah menguji mental para pendaftarnya karena setelah selesai mengerjakan tes kedua dan menunggu pengumuman, saya dan beberapa teman yang baru saya kenal hari itu mulai mengeluh dan ingin pulang saja karena kepala sudah terlalu pusing. Setelah menunggu sekitar 1 jam 30 menit, akhirnya keluar pengumuman untuk melanjutkan ke tes tahap ketiga yang akan dilaksanakan di hari itu juga. Hasil pengumumannya saya tidak lolos di tahap kedua ini. Ada rasa kecewa karena tidak lolos tapi ada rasa lega dan senang karena bisa segera pulang dan beristirahat.

        Perjalanan mencari dan mendaftar perguruan tinggi berlanjut ketika saya termasuk dalam daftar siswa yang dapat mengikuti SNMPTN. Saya dan teman-teman saya diminta untuk mengisi data di website LTMPT hingga tahap verifikasi permanen. Setelah tahap verifikasi permanen dan data dari sekolah sudah di verifikasi juga, masuk lah ke tahap memilih perguruan tinggi mana yang akan dituju. Pada tahap ini diperbolehkan memilih 2 perguruan tinggi yang berbeda dan 2 program studi yang berbeda. Saya pun akhirnya hanya memilih 1 perguruan tinggi yang ada di Serang, Banten dengan jurusan S1 Akuntansi. Saya memilih perguruan tinggi tersebut dengan harapan akan lebih besar peluang. Namun, harapan saya untuk dapat diterima di perguruan tinggi kembali pupus.

        Langkah saya selanjutnya dalam upaya mendapatkan perguruan tinggi adalah mengikuti SBMPTN. Awalnya saya berniat untuk tidak mengikuti SBMPTN dan mencari perguruan tinggi swasta dengan jalur beasiswa, tetapi setelah dipertimbangkan untuk biaya kuliah yang tetap besar walaupun sudah dipotong beasiswa. Untuk mengikuti SBMPTN saya diharuskan membayar Rp 150.000 dan mengisi beberapa data serta pilihan perguruan tinggi. Kali ini saya memilih 2 perguruan tinggi dengan program studi yang masih sama yaitu S1 Akuntansi. Perguruan tinggi yang saya pilih berbeda dengan pilihan ketika SNMPTN dengan pertimbangan lokasi lebih familiar dan terjangkau. Saya memilih PTN di Rawamangun dan di Pondok Labu. 

        Saya belajar untuk UTBK dari platform belajar online yang bisa diakses melalui gadget saja. Untuk mempersiapkan tes ini agak lebih ringan karena tes hanya memuat jenis soal TPS bukan TPA yang harus mempelajari mata pelajaran IPS jika memilih program studi akuntansi sedangkan saya berasal dari jurusan IPA. Tantangan yang muncul untuk melewati tahap kali ini adalah rasa malas dan banyaknya pertanyaan dari orang sekitar, "lanjut kuliah dimana?". Saya merasa malas untuk mengikuti try out UTBK online tetapi dapat saya atasi dengan menonton dan berusaha memahami video pembahasan try out yang sudah berlalu. Namun, pertanyaan dari orang sekitar cukup mengganggu dan membuat saya goyah. Ada rasa tidak percaya diri dan takut pupus lagi harapan saya. Saya menenangkan hati dan pikiran dengan lebih banyak berdoa. Saya pun melaksanakan UTBK di PTN di Pondok Labu dengan percaya diri karena cukup banyak soal yang saya yakin dengan jawabannya.

            Rasa tidak percaya diri kembali muncul ketika beberapa hari sebelum pengumuman SBMPTN. Ada banyak tanggapan dari sanak saudara yang seakan meragukan saya akan bisa melanjutkan berkuliah dengan jalan yang saya pilih ini. Rasa tidak percaya diri yang saya rasakan seakan membenarkan perkataan mereka dan hal ini membuat saya terus menerus merasa gelisah setiap harinya, menuju hari pengumuman.

         Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 2020, sebelum saya membuka website pengumuman saya berdoa bahwa semoga saya lulus SBMPTN walaupun di pilihan PTN yang kedua yaitu di Pondok Labu pun tidak apa-apa. Tuhan pun mengabulkan doa saya yaitu saya dinyatakan lulus SBMPTN tetapi di PTN pilihan pertama yaitu PTN di Rawamangun. Saya amat terkejut bahkan tidak percaya bahwa saya benar-benar bisa melanjutkan kuliah. Saya hanya bisa menangis dan terus memastikan saya tidak salah lihat pengumumannya. Setelah saya yakin, saya pun langsung mengabari orangtua dan kakak saya yang sedang bekerja. Babak baru dalam hidup saya dimulai dengan harapan dapat berjalan dengan lancar dan pada akhirnya bisa membanggakan kedua orangtua saya.


Selipan seni sastra 

Pantun

Karya : SELINITRA Admin (B.Y.F.)


Anak kembar tiga komunikasinya telepati

Orang sekitar jadi penasaran dan tertarik 

Usaha sekuat tenaga, doa sekuat hati

Percayalah pasti dapat yang terbaik


Makna dari pantun tersebut adalah saat mengharapkan sesuatu kita harus terus berusaha dan diiringi dengan doa maka hasil yang akan kita dapatkan nantinya akan jadi hasil yang terbaik walaupun kadang tak sesuai ekspektasi maupun keinginan kita. Cukup terus jalani dan bersyukur dengan apa yang kita dapatkan nantinya.

Jika ada yang masih bingung dengan pantun maupun artikelnya, diperbolehkan bertanya. Jika ada yang memiliki saran atau kritik untuk pantun maupun artikel ini, diperbolehkan berpendapat. Asalkan tetap sopan dan santun dalam menyampaikannya ya. 

Terimakasih.

No comments:

Post a Comment

Menyapa dan Bercerita Sedikit pada Selinitra

Hai, sudah lama tempat ini tak disinggahi. Kalau kata orang-orang, "sudah berdebu, banyak sarang laba-labanya" Berbagai tulisan se...